RBR

Rombongan Belajar Remaja

Budaya Pelajar Nongkrong Sepulang Sekolah

Share on :

Budaya Pelajar Nongkrong Sepulang Sekolah


            Sekarang ini, budaya pelajar nongkrong sudah sering kita lihat. Seharusnya siswa sepulang sekolah bukannya nongkrong tidak jelas, apalagi jika kumpul tanpa alasan. Biasanya nongkrong dilakukan pada jam pelajaran ataupun sepulang sekolah. Bukan hanya pada sepulang sekolah tetapi juga pada jam pelajaran. Sering sekali pada jam sekolah kita melihat banyak siswa yang nongkrong di kantin, parkiran dan dibelakang sekolah hanya untuk sekedar duduk-duduk. Seharusnya sekolah lebih menerapkan tata tertib yang ada agar siswa tersebut tidak mengulanginya lagi. Diperlukan bimbingan dari guru agar siswa dapat kembali pada tata aturan yang ada. Budaya nongkrong ini tidak hanya terjadi pada jam pelajaran tetapi sepulang sekolah. Anak cenderung mengikuti perilaku temannya. Jika ada anak yang tidak nongkrong biasanya dibilang “kuper atau gak gaul”. Itu tentunya membawa dampak negatif bagi anak yang belum mengikuti budaya tersebut.
Budaya pelajar nongkrong saat ini lebih mengarah pada dampak negatif. Banyak kita lihat pelajar laki-laki berkumpul sambil merokok dan tertawa dengan kerasnya tanpa melihat disekitarnya.  Biasanya bisa kita lihat di jalan-jalan, warung-warung , terminal, stasiun, dll. Kebiasaan para pelajar ini bisa saja memicu tawuran antar pelajar. Teman sangat berpengaruh pada lingkungan pergaulannya. Biasanya yang nongkrong seperti ini adalah anak SMP, SMA bahkan SD pun ada yang ikut nongkrong bersama anak-anak SMP maupun SMA. Tidak seharusnya anak SD ikut dalam perkumpulan ini. Orang tua seharusnya memberi pengawasan pada anaknya. Komunikasi yang kurang lancar dan sepadan antara orang tua dan anak, menyebabkan anak akan mencari jati diri diluar lingkungannya. Jika saja orang tua dapat menjadi teman “gaul”, maka mengurangi resiko anak untuk mencari alternatif lain. Bukan hanya dari teman sebayanya, namun juga bisa dari internet. Karena internet sudah menjangkau seluruh dunia dan dapat kita akses dengan tarif yang murah. Bukan hanya dari laki-laki namun perempuan pun begitu. Sering kita jumpai pelajar perempuan nongkrong cafe ataupun mall hanya untuk sekedar makan atau jalan-jalan. Ini juga dapat memicu anak bersifat individu dan matrealistis.
Budaya nongkrong sekarang ini dapat kita bubarkan agar keberadaannya tidak mengganggu lingkungan disekitarnya, karena masyarakat merasa terusik dengan adanya  pelajar yang nongkrong tanpa alasan. Perlu adanya sosialisasi dan pengawasan dari pihak sekolah dan orang tua agar tidak adanya lagi budaya pelajar nongkrong


Oleh : Suerlin Diah Utami
 

6 komentar on Budaya Pelajar Nongkrong Sepulang Sekolah :

Intan Pritasari Andriyani mengatakan... 12 Desember 2013 pukul 00.18

jangan tanggung-tanggung kalo nulis mbak, jadi kesannya itu malah nggantung hehe
dikembangkan lagi ya

Unknown mengatakan... 13 Desember 2013 pukul 07.22

itulah model anak zaman sekarang, aku juga seperti itu kok. kalau nongkrong rasanya asyik.,.hehe

Unknown mengatakan... 13 Desember 2013 pukul 07.32

Ya jelas dong mbak,,,,,karena kebiasaan anak muda memang nongkrong an kumpul2 sama teman lainnya. :-)

Unknown mengatakan... 13 Desember 2013 pukul 10.24

nongkrong boleh2 aja sii asal yang bermanfaat, kayak makan bareng gt...

hahhahahaha ujung2e makanan lagi,,,,,

Unknown mengatakan... 13 Desember 2013 pukul 10.46

kamu juga begitu kan dulu?? hehehe ...

sebenarnya ga semua anak seperti itu, tapi memang sekarang anak begitu mudah tertular perilaku temannya :d

Unknown mengatakan... 5 Januari 2014 pukul 20.39

bahasanya baik, kembangkan

Post a Comment and Don't Spam!