By : Nur Rofikoh
Sepertinya saat ini budaya galau sudah sangat melekat dalam keseharian sebagian besar
remaja khusunya di Indonesia. Sebenarnya apa sih galau itu ? Menurut
kompasiana.com, galau jika dikaitkan dengan keadaan psikologis adalah keadaan
kacau tidak karuan. Bahkan saat ini dapat dikatakan sebagai zamannya galau.
Dimana- mana banyak remaja yang mengatakan jika sedang terkena “galau
syindrome”. Galau bisa disebabkan karena pacar, orangtua, guru, dan lain sebagainya.
Akan tetapi remaja sekarang banyak yang terkena penyakit galau karena pacar.
Kekhawatiran dalam hubungan asmara dengan lawan jenis menimbulkan penyakit
galau itu muncul. Mulai dari ribut- ribut kecil hingga akhirnya putus cinta yang
akhirnya berujung pada galau.
Remaja- remaja yang terkena galau bisa kita cermati.
Mulai dari asupan lagu- lagu mellow, status facebook yang menyiratkan
kesedihan, emosi yang naik turun, selalu murung, dan sebagainya. Makin maraknya
hal- hal seperti itu yang pada akhirnya membentuk budaya galau. Sebenarnya galau memiliki dampak positif dan dampak
negatif. Akan tetapi jika kita tengok kenyataan di lapangan justru dampak yang
negatif yang lebih mendominasi. Jika saja dampak positifnya yang diambil
mungkin saat ini galau tidak menjadi budaya di kalangan remaja. Dampak positif
dari galau, contohnya kita bisa lebih mendekatkan diri pada Tuhan, lebih rajin
beribadah, lebih dekat dengan orang tua, lebih membuka diri untuk
bersosialisasi dengan orang- orang baru sehingga bisa menambah teman dan juga
pengalaman.
Sayang sekali, kenyataannya justru dampak negatifnya
yang mendominasi. Contohnya, mereka yang galau menjadi tidak fokus pada
pendidikannya. Saat seperti itu logika sudah dikalahkan oleh perasaan. Tugas
terbengkelai, selalau meratapi nasib, dan lain- lain. Pada dasarnya galau itu
wajar terjadi pada kalangan remaja. Karena galau itu termasuk dalam proses
pencarian jati diri. Remaja yang mengalami penyakit galau, sebenarnya mereka
sedang bingung. Bingung akan dirinya sendiri, bingung tentang keputusan yang
harus diambil dalam suatu masalah. Remaja yang galau, justru adalah remaja yang
sehat. Karena mereka mengalami proses pendewasaan. Proses untuk menjadi dewasa,
yang lebih menggunakan logika untuk menyelesaikan suatu masalah. Sehingga, kita
harus bisa menangani penyakit galau dengan bijaksana, agar tidak menjadi budaya galau yang lebih mengarah pada
sesuatu yang negatif.
4 komentar on Ketika Budaya Galau Menjadi Trendsetter :
Galau mgkin boleh" aja, tp ga perlu memperlihat"kan kpd org lain..hhe
saya sangat setuju,namun bagaimana cara kita untuk menghindari dampak negatif dari galau? :)
Jelaskan sejarah galau jg ??asal usul kata galau...
galau,,,,,,,
lupa'in ja yang ada
dan lakukan hal yang lebih bermanfaat lg
Post a Comment and Don't Spam!