RBR

Rombongan Belajar Remaja

Fashion Style Asal-asalan

Share on :

Oleh : Ratih Hidayah

       Gaya berbusana atau fashion style tak lepas dari kata relatif dari seseorang. Orang berfikir bahwa setiap orang mempunyai pandangan yang berbeda, terutama dalam hal keindahan. Apa saja yang mereka lihat, apabila itu sudah menjadi sesuatu yang menarik bagi mereka, pasti kata-kata keluar untuk menilainya. Tidak jauh berbeda kali ini Membicarakan tentang  fashion style anak muda pada masa ini memang tidak lepas dari pengaruh gaya hidup dan lingkungan yang mereka geluti, karena lingkungan merupakan wadah yang akan menampung semua aspek yang terjadi di dalam kehidupan anak. Khusus bagi anak-anak yang menginjak usia remaja memiliki banyak keinginan untuk mengusahakan dirinya agar menjadi yang terbaik diantara teman-temannya. Mencoba mencari jati diri, dan ingin terlihat wibawa ataupun elegan di lingkungannya. Nah, salah satunya yaitu tentang gaya berpakaian yang saat ini memang sering menjadi trending topik di semua media. Anak muda zaman sekarang, terkadang terlalu berlebihan dalam gaya berpakaian dan kadang juga terlalu simpel. Maksudnya adalah karena terpengaruh dengan berbagai iklan di media informasi, maka mereka dengan mudahnya mengdopsi saran ataupun pesan yang disampaikan dari iklan tersebut. Di sinilah muncul sikap konsumtif yang menjadikan anak muda saat ini sangat mudah gonta ganti style
       Apalagi di lingkungan yang mereka tinggali sama-sama mendukung akan terciptanya budaya gonta-ganti fashion style tersebut. Terlebih ketika di sekolah, mereka kadang menerapkan gaya mereka yang sebenarnya tidak patut untuk di terapkan di sekolah. Misalnya, memakai rok turun pinggang atau biasa dikenal dengan sebutan turping. Mereka menganggap bahwa memakai rok model ini membuat dirinya semakin tampak lebih indah, ya...mugkin kira-kira begitu alasannya. Anehnya lagi kadang penjahit pakaian ketika musim menjahitkan seragam sekolah, mereka langsung menawarkan “mbak mau rok yang turun pinggang?”, menurut pandangan saya hal seperti itu harusnya tidak usah ditawarkan kepada anak-anak muda. Bagaimana jika itu ditawarkan dan anak-anak yang ditawari merasa tertarik. Kemudian gaya berpakaian anak muda juga dipengaruhi oleh rasa gengsi yang berlebihan, pasalnya  mereka beranggapan bahwa semboyan ajining sarira saka busana adalah seperti itu, menaruh rasa gengsi yang begitu besar dan selalu menginginkan sesuatu yang glamor dan mahal. Padahal sebenarnya dari semboyan itu mengandung arti, bahwa busana merupakan sesuatu yang sangat penting agar seseorang itu bisa dihargai di lingkungannya. Busana yang baik bukan karena mahal dan bagusnya, tetapi busana yang dapat memberikan kesan yang memakai anggun dan sopan. oleh karena itu, budaya memakai seragam sekolah bertujuan agar seluruh warga sekolah terlihat tertib dan mencegah terjadinya kesenjanagan sosial di lingkungan sekolah. Entah, di luarnya murid-murid itu seperti apa, namun setidaknya ketika berada di sekolah mereka bersedia memakai seragam yang benar dengan tidak memodifnya dengan hal yang aneh-aneh. Kemudian pihak pendidik harus senantiasa mengontrol dan selalu mengingatkan kepada murid-muridnya agar sadar akan pentingnya berbusana yang baik dan benar. 
      Terpenting lagi adalah peran serta orang tua yang berada di sekeliling mereka setiap hari, mereka harus selalu memberikan pengarahan terkait akan pengenaan busana atau fashion style yang pantas dan busana yang nmembahayakan diri seorang anak. Pastilah orang tua tidak akan sudi ketika anaknya dilecehkan gara-gara hal spele yaitu pengenaan busana yang tidak tepat. Sebagai orang tua saya yakin memiliki saran dan unek-unek terbaik yang akan dituturkan kepada anaknya. Apalagi anak yang diberi nasehat menyadari akan pentingnya berbusana yang pantas untuk dirinya, sehingga tidak timbul angan-angan yang membuat dirinya mudah goyah akan pengaruh zaman yang semakin tua. Selalu mawas diri dan apa adanya, peka terhadap lingkungan dan berusaha menyesuaikan diri di lingkungan baru merupakan kunci utama agar seseorang mampu menempatkan dirinya dimanapun Ia berada.

10 komentar on Fashion Style Asal-asalan :

Unknown mengatakan... 3 Desember 2013 pukul 17.48

kalo saya boleh berkomentar, mungkin tulisannya dibuat per paragraf jadi ada jeda bagi pembaca untuk 'bernafas'.
Terimakasih, Semangat berkarya :)

hidayahratih.blogspot.com mengatakan... 7 Desember 2013 pukul 15.11

iya iya maksih masukkannya ya :)

hidayahratih.blogspot.com mengatakan... 11 Desember 2013 pukul 19.35

hmm iya maksih yosh :)

Unknown mengatakan... 11 Desember 2013 pukul 20.08

isinya ok mba Ratih..
fasion itu nda harus pakai aturan, melainkan yang penting kita nyaman memakai pakaian :)

hidayahratih.blogspot.com mengatakan... 11 Desember 2013 pukul 20.14

sip ...mas komting teladan :)

Unknown mengatakan... 11 Desember 2013 pukul 20.17

sudah menarik,, tapi tidak ada keywords nya ya ?

hidayahratih.blogspot.com mengatakan... 11 Desember 2013 pukul 23.50

oya aku pas itu lupa ngasih underline, cz pkiranku karena fshion style'a udah ku italic'kan jadi ya mungkin udah mewakili....hehehehe,

Unknown mengatakan... 12 Desember 2013 pukul 18.32

artikelnya bagus. kalo ngomongin fashion rasanya emang ngga ada habis-habisnya, karena selalu berubah dari waktu kewaktu :-)
tapi setuju deh sama satu kelompok. ngga ada paragrafnya, jadi pembacanya ngga bisa istirahat dulu mba. hehe

Unknown mengatakan... 12 Desember 2013 pukul 20.54

kuliah adalah ajangnya fashion :D

hidayahratih.blogspot.com mengatakan... 17 Desember 2013 pukul 14.28

hahaha maksaih ya khusnul....tapi itu nggak panjang kok. kan ada titik komanya...hihi
, ea sang pembangun kadang orang berpersepsi gitu

Post a Comment and Don't Spam!